Kamis, 28 Januari 2010

AKHLAK KEPADA SESAMA MUSLIM

Listen to Quran

Tidak ada manusia di dunia ini yang memiliki kesamaan seratur persen, baik suara, bentuk tubuh, ataupun sifat dan karakter pasti akan berbeda, ALLAH SWT telah menciptakan seluruh manusia dalam keberagaman. Hingga anak – anak yang kembar siampun tetap memiliki perbedaan, perbedaan yang khas dari milyaran umat manusia di dunia ini seharusnya makin menyadarkan manusia akan Maha Agung dan Maha Besarnya Sang Maha Pencipta.

Sebagai seorang muslim, kita mahluk sosial. Allah telah mewajibkan kita untuk hidup berinteraksi dengan masyarakat tentu saja kita harus dapat menempatkan diri di tengah – tengah masyarakat dengan baik. Agar tidak terjadi masalah yang akan membuat suasana hubungan yang harmonis menjadi terganggu. Untuk itu kita harus memahami aturan atau etika yang ada di masyarakat.
Bila mayoritas masyarakat adalah kaum muslim, maka kita harus memahami etika dan aturan berinteraksi dengan sesama muslim, Islam telah mengajarkan bagaimana sebaiknya seorang musdlim berahlak terhadap sesama muslim lainnya. Hak dan etika kaum muslim antaa lain : mengucapkan salam, mendoakannya waktu bersin, menengoknya bila sakit, mentakziahinya bila meninggal, menghargai sumpahnya, memberinya nasehat bila diminta, mencintainya seperti mencintai diri sendiri, menolongnya bila di butuhkan, tidak menimpakan keburukan atau sesuatu yang tidak disenangi, merendahkan hati dan tidak sombong kepada sesama muslim, dan tidak memutuskan silaturahim lebih dari tiga hari. Kita juga tidak diperbolehkan menggunjing, menghina, mengejek dan memanggilnya dengan sebutan yangh buruk, tidak mencaci dan mencerca tanpa hak diwaktu hidup maupun sesudah meninggalnya. Tidak iri hati, dengki, berprasangka buruk, membenci dan mencari – cari kesalahannya. Juga diharamkan menipu dan mengecoh, berlaku khianat, mendustakan, dan menangguhkan pembayaran hutang. Selain itu kita juga diwajibkan untuk menghormati orang tua dan menyayangi yang muda, berlaku adil seperti terhadap diri – sendiri, memaafkan kesalahan dan menutupiaibnya, dan memohon perlindungan serta mendo’akannya. Saling menyayangi karena Allah adalah salah satu cirri dari masyarakat yang islami. Termasuk didalamnya menghormati yang tua dan menyayangi yang muda.
Rasulullah telah menetapkannya saat membina kaum anshar dan muhajirin pasca hijrahnya ke Madinah. Ukhuwah islamiyah yang dilandasi dengan saling mencintai diantara kaum muslim telah melahirkan masyarakat yang kokoh, sehingga sejak hijrah itu islam dengan cepat menyebar keseluruh pelosok jazirah Arabia.
Rasulullah sangat mengecam kaum muslim yang tidak saling menyayangi, bahkan Beliau menggolongkan muslim tidak mencintai, menghormati, tidak termasuk golongan kaum muslim, Rasulullah SAW bersabda :
“ Bukan golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua dan menyayangi yang muda dari kami”. Akhlak seorang muslim kepada muslim lainnya, seperti telah disebutkan diatas adalah menutup aib dan tidak membiarkannya teraniaya, baik teraniaya orang lain atau oleh dirinya. Berkaitan dengan ini rasulullah SAW telah menegaskannya dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim. Dari Ibnu Umar Rasulullah SAW bersabda :
" Seorang muslim adalah saudara bagi sesame muslim yang lain, tidak boleh menganiaya atau membiarkan dianiaya, dan barangsiapa memenuhi hajat saudaranya, maka Allah akan melaksanakan hajatnya. Dan Barangsiapa membebaskan kesusahan seorang muslim, Allah akan membebaskan kesusahannyadi hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat”. Dalam hadist ini kita dianjurkan untuk membantu saudara – saudara kita yang tertimpa kesusahan, bahkan Rasulullah telah pula menyatakan bahwa barangsiapa tidak peduli dengan urusan kaum muslim maka bukan termasuk golongannya. Akhlak lainnya seperti telah disebutkan diatas yang kini mulai pudar adalah menjaga rahasia. Bahkan dalam keseharian kita telah di tarbiyah dengan tidak benar oleh berbagai media yang ada, rumor, gossip, hingga fitnah menjadi menu pendengaran dan penglihatan kita sehari – hari yang disuguhkan media cetak dan elektronik. Untuk itu kita harus berhati – hati dalam mengkonsumsi berita baik yang bersumber pada teman, tetangga ataupun dari berbagai media. Allah telah memperingatkan kita agar hati – hati dalam mendengar dan tidak menyebarkan berita yang berisi aib. Peringatan Allah SWT tersebut berupa azab di dunia dan akhirat bagi para pelakunya.
Allah SWT berfirman,” Sesungguhnya orang – orang yang ingin agar perbuatan yang amat keji itu tersiar dikalangan orang – orang yang beriman bagi mereka azhab yang pedih di dunia dan akherat”. ( QS. An-Nur [24]:19 ) Menunaikan hak dan etika sesame muslim merupakan ibadah kepada Allah dan sebagai suatu cara mendekatkan diri kepada-NYA, sebab hak dan etika tersebut telah diwajibkan Allah kepada kaum muslim untuk dilaksanakan.
Oleh karena itu hendaknya setiap muslim menerapkan akhlak terhadap sesama muslim tersebut dalam berinteraksi sehari – hari di masyarakat maupun dalam beraktivitas di organisasi atau tempatnya bekerja, penerapan akhlak yang baik akan membawa kepada sikap dan perilaku saling memahami dan saling memaklumi yang dapat makin memperkokoh Ukhuwah Islamiyah dan memperkokoh pelaksanaan amal jama’ dalam mengemban amanah dakwah.


Lihat2 Arsip BLog

Senin, 25 Januari 2010

KeTawa - KeTiwi

Kuda Melihat Anak Zebra

Seekor anak Kuda di kebun binatang bertanya pada induknya sambil menunjuk ke kandang Zebra.
Anak Kuda : "Mak kenapa anak Kuda disana kok belang-belang, sedangkan aku nggak?"
Induk Kuda : "Oh, itu pasti karena bapaknya hidung belang."

Profesor Pelit Nilai

Seorang pelatih memohon kepada Profesor untuk memberikan ujian ulangan kepada anaknya yang memang berotak lambat. Setelah didesak terus, akhirnya sang Profesor memberikan ujian ulangan itu.

Keesokan harinya sang pelatih menemui sang Profesor dan bertanya : "Bagaimana ujiannnya Si Joko, Prof?"

"Wah, maaf," kata Profesor."Tidak ada harapan lagi. Coba lihat ini... 7 x 5 = 34"

"Ya, ampun, Prof," kata si pelatih, "masa begitu saja harus gagal sih. Itu kan cuma kurang satu."

Alasan Ban Belakang Lebih Cepat Gundul dari Ban Depan

Gustav : "Ban belakang mobil saya kok selalu lebih cepat gundul dibanding ban depan, ya?"
Erwin : "Anda pasti berpikir beban ban belakang Anda lebih berat daripada yang depan."
Gustav : "Rasanya begitu."
Erwin : "Salah. Sebenarnya, ban belakang Anda selalu berpikir keras, bagaimana caranya agar bisa mendahului ban depan. Makanya dia cepat gundul."