Kamis, 03 September 2009

SiRamaN RohaNi-1

Listen to Quran

Untuk diriku, saudara-saudariku, dan Pemirsa Yang Terhormat

Abd Al-‘Aziz Al-Daraini berkisah:

Di tengah perjalanannya menyusuri lereng pegunungan, Abd al-Wahid ibn Zaid, seorang sufi abad ke-7 Hijriyah, melihat seorang laki-laki tua yang buta dan buntung kedua tangan dan kakinya.

“Duhai Tuhanku, Pemilik jiwa dan ragaku..." munajatnya terbawa angin hingga terdengar oleh Ibnu Zaid.Tertarik hatinya, perlahan ia dekati orang itu hingga suaranya terdengar lebih jelas.

"Engkau perhiasi diriku dengan anggota tubuh yang sangat indah seperti yang Engkau kehendaki. Dan Engkau ambil kembali seperti yang Engkau kehendaki. Semua ini membuat diriku senantiasa berprasangka baik terhadap-Mu. Duhai Engkau yang selalu memberiku kebaikan... Duhai Engkau yang selalu memberiku kedekatan...”

Dengan takjub, dihampirinya lelaki itu.

“Wahai Bapak,” Ibn Zaid menyapa, “ Kebaikan apakah yang Allah telah berikan kepadamu sehingga Anda merasakan kenikmatan berdekatan dengan-Nya?”

Lelaki tua itu terkejut menyadari ada orang selain dirinya.

“Tidakkah engkau perhatikan? Bukankah Allah masih memberiku hati untuk mengenal-Nya? Dan bukankah Dia juga telah memberiku lisan untuk menyebut nama-Nya?" jawab lelaki tua itu. "Keduanya merupakan kenikmatan dunia dan akhirat yang tak ternilai bagiku.”

Maka manakah nikmat TUHANmu, ROBBmu, ALLAHmu yang mampu kau dustakan....?????????? --- Dalam Renungan----



**********
maka dari itu gunakanlah anggota tubuh mu untuk mengingat Allah...
kelak tangan, kaki, dan jari jemari ini yg akan bersaksi untuk apa dulu digunakan di dunia...

**********



Datang seseorang melarat kepada Sang Pemimpin mengeluhkan kondisinya yang sangat lapar. Sang Pemimpin pun bertanya kepada isterinya kalau-kalau ada sesuatu yang dapat disuguhkan kepada tamunya. Ternyata di rumah Sang Pemimpin pun yang ada hanya air. Sang Pemimpin kemudian bertanya kepada orang-orang di sekelilingnya, “Siapa yang bersedia menjamu tamuku ini?”
“Saya;” kata seseorang. Lalu orang ini pun segera pulang ke rumahnya sendiri membawa tamunya.
“Saya membawa tamunya pemimpin kita, tolong sediakan makanan untuk menjamunya!” katanya kepada isterinya.
“Wah, sudah tidak ada makanan lagi, kecuali persiadaan untuk anak-anak kita;” bisik sang isteri.
“Sibukkan mereka;” kata suaminya lirih, “kalau datang waktunya makan, usahakan mereka tidur. Nanti kalau si tamu akan masuk untuk makan, padamkan lampu dan kita pura-pura ikut makan!”

Demikianlah keluarga itu menjalankan skenario kepala rumah tangganya. Dan mereka menahan lapar mereka sendiri hingga pagi.

Esok harinya sebelum laporan, Sang Pemimpin yang tidak lain adalah Rasulullah SAW, sudah menyambut kepala rumah tangga –seorang shahabat Anshor-- itu dengan tersenyum, sabdanya: “Allah takjub menyaksikan perlakuan kalian berdua terhadap tamu kalian semalan.”

sobat tahu kisah ini bukan dongeng, karena ini hadis muttafaq ‘alaih yang bersumber dari shahabat Abu Hurairah r.a. Tapi tetap saja kedengarannya seperti dongeng dikala mau tidur ya.... bukan ?????!

Semoga bermanfaat dan berguna, dibulan suci ramadhan ini mari kita berlomba - lomba menggapai rahmat ALLAH, SWT.




Lihat2 Arsip BLog

1 komentar:

Dody Irawan Puspito Negoro mengatakan...

SEMANGATTTTTTTTTTTTTTTTTT