Minggu, 14 Februari 2010

MENELADANI KEPEDULIAN SOSIAL ALI BIN ABI THALIB

Listen to Quran

Pada suatu malam, seseorang lelaki buta tidak dapat melelapkan matanya. Ia mengeluh dan merintih, ya Tuhanku, betapa kerasnya hati manusia di sekelilingku. Tak ada seorangpun yang mau memikirkan yang dhuafa dan miskin, Ya Tuhanku, pada siapakah aku meminta bantuan?


Dia terdiam mengingat istrinya yang baik saat masih hidup, air matapun bergenang di kelopak mata dan membasahi wajahnya. Esok paginya, lelaki buta itu bangun dari tempat pembaringannya, mencari sesuatu untuk mengisi perut, perlahan – lahan tangannya meraba – raba ke seluruh penjuru kamar. Tapi, tak ada yang dapat ditemukan selain sekeping roti kering. Dengan pakaian yang sudah robek, ia berjalan melewati lorong – lorong kota dengan tongkatnya.
Ia duduk di satu sudut kota, di bawah sebuah pohon dan mendengarkan langkah kaki orang – orang yang melewati tempat duduknya, dia menanti seseorang yang akan melontarkan kepingan uang atau makanan dalam tangannya, namun tak ada yang menghiraukannya.
Tiba – tiba terdengar suara tapak kaki yang mendekatinya, lelaki butaitu memusatkan perhatiannya kepada langkah kaki tersebut. Tapi langkah kaki tadi tidak terdengar lagi. Meskipun tak bisa melihat, tapi ia merasakan bahwa seseorang sedang memperhatikannya, siapakah gerangan orang tersebut, gumamnya ? Beberapa saat kemudian, dengan perlahan – lahan suara tapak kaki terdengar berjalan melewati dirinya, orang yang melewatinya itu bertanya. Apakah lelaki buta ini tidak mempunyai siapapun untuk membantunya? Bersamaan dengan itu, orang – orang dan pedagang yang melewati tempat tersebutmelihat kehadiran Sayidina Ali Bin Abi Thalib di sisi lelaki buta itu. Mereka menghampirinya dan member salam, kini pahamlah lelaki buta itu bahwa lelaki yang memandanginya itu adalah pemimpin umat islam, Sayyidina Ali Bin Abi Thalib.
Sayyidina Ali Bin Thalib menjawab salam orang – orang itu dan bertanya, kenalkah kalian dengan lelaki tua ini?
“ Wahai Amirul Mukminin, lelaki tua ini seorang penganut Kristen, istrinya telah meninggal dunia, Ia seseorang lelaki yang amat baik dan bekerja keras. Tapi sejak ia buta dan tidak punya saudara di sini, dia terpaksa mencari uang dengan meminta sedekah” kata seseorang memberitahu.
Lelaki tua yang mendengarnya dengan serta merta berdiri dengan berpegang pada tongkatnya. Dia menanti jawaban dari amirul mukminin Ali yang sedang menundukan kepalanya karena merasa terharu. Tak lama kemudian amirul mukminin Ali berkata
“ Sungguh menakjubkan! Ketika lelaki ini mempunyai kemampuan dia bekerja keras dan kini bila dia berada dalam keadaan lemah, dia ditinggalkan? Ketika dia bisa melihat dan mempunyai kemampuan, dia bekerja keras untuk masyarakat. Kini ketika dia sudah tua dan tidak lagi mampu untuk bekerja, maka menjadi tanggung jawab pemerintah dan masyarakat untuk menyediakan keperluannya. Ketika mendengar kata – kata itu, lelaki tua yang buta itu berdo’a, Ya Tuhanku, limpahkanlah kebaikan untuk Ali.
Saat maghrib tiba, lelaki tua itu mengambil keputusan untuk pulang kerumahnya, Tiba – tiba dia didatangi utusan Amirul Mukminin ali yang meletakan satu pundi uang ke tangan lelaki tua itu dan berkata,
“ ambilah uang ini, Amirul Mukminin memberi perintah sejak kini anda akan mendapat bagian dari baitul mal.
Oleh karena itu engkau tidak perlu lagi meminta – minta. Lelaki tua itu membuka pundi tersebut, Dia meremas – remas uang dalam tangannya. Beberapa kali bibirnya menyebut nama Ali dan berkata .
” Ya Tuhanku, betapa baiknya Ali. Walaupun Aku adalah seorang Kristen dan bukan seagama dengannya, tetapi dia tetap berbuat baik kepadaku. Betapa Aku telah membuat kesalahan, ternyata masih ada manusia yang sedemikian baik, Ya Tuhanku, aku mengucapkan syukur kepadamu atas segala karunia ini “.
Sejarah mencatat bahwa Amirul Mukminin Sayyidina Ali Bin Abi Thalib senantiasa berperilaku baik dalam perbuatan terutama kepada orang – orang miskin, meskipun berkedudukan sebagai Khalifah Islam tetapi tetap memperhatikan masyarakatnya yang dhuafa walaupun tidak seagama dengannya, inilah jiwa kemanusiaan dan kesalehan sosial yang merupakan perwujudan dari akhlak islami.





Lihat2 Arsip BLog

Tidak ada komentar: